IBC, Lebak – Air di sungai Ciberang dan Ciujung rupanya mengalami tingkat penurunan kekeruhan. Lantaran, dari hasil pemeriksaan laboratorium milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Multatuli Lebak, pada Sabtu 21-Oktober-2017, tingkat kekeruhannya hanya mencapai 200 Neometlic Turbidity Unit (NTU). Padahal selama ini, disaat musim hujan terjadi, tingkat kekeruhan air Sungai Ciberang dan Ciujung yang menjadi air baku untuk pelayanan kepada pelangan PDAM di Kecamatan di Rangkasbitung dan sekitarnya, selalu mencapai 1000 hingga 2000 NTU.
Kepala Bagian Produksi PDAM Tirta Multatuli Lebak, Alan Susastra kepada wartawan mengatakan, tingkat kekeruhan air Sungai Ciberang maupun Ciujung, sebelumnya memang mencapai 1500 hingga 2000 NTU. Namun, karena faktor cuaca hujan jarang terjadi, serta mulai minimnya pembuangan air limbah dari lokasi penambangan pasir di Kecamatan Cimarga serta sampah yang dibuang masyarakat bantaran, maka tingkat kekeruhan air kedua sungai tersebut terus menurun.
“Dari hasil pantauan kami, lokasi penambangan pasir di Cimarga yang biasanya membuang air limbah pencucian pasir ke sungai kini jarang terjadi lagi, sehingga dampaknya air Sungai Ciberang tidak terlalu keruh dan kotor,” ujar Alan, Minggu 22-Oktober-2017.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lebak, Nana Sunjana menambahkan, meski tingkat kekeruhannya mengalami penurunan, namun pihaknya berharap agar masyarakat yang masih menggunakan air di Sungai Ciberang serta Ciujung untuk kebutuhan mandi, mencuci, serta konsumsi, harus tetap berhati-hati.
“Kalau digunakan untuk kebutuhan konsumsi, harus diendapkan dulu beberapa jam, serta dimasak hingga panasanya seratus dua puluh derajat celsius. Begitu pula untuk kepentingan mandi dan mencuci, air tidak langsung digunakan tetapi sebaiknya diendapkan pula,” kata Nana.